About Rika

Informasi singkat tentang Saya, Nama Saya Rika Agustiani. Lahir di Tangerang pada tanggal 13 Agustus 1995. Saat ini saya sedang menjalankan studi S1 di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang berada dibawah naungan fakultas FKIP dan berada pada bidang studi PGSD Kelas 3 D. NIM 2227132304.

This is My Campus

feature Featured Work

Keep in touch

RSS Feed Twitter Facebook

Subscribe via email

Esensialisme

Rabu, 19 November 2014

Filsafat Pendidikan Aliran Esensialisme 
ABSTRAK
esensialisme adalah paham tentang manusia yang berlawanan dengan "eksistensialisme". Esensialisme bertujuan mengutamakan esensi dibandingkan dengan eksistensi.Dia tidak memperkirakan individu bebas memilih dan menentukan, melainkan individu dianggap sebagai hasil dari determinisme yang menentukannya dan yang tidak dapat lepas darinya. Esensialisme menghidupkan kembali debat yang memperlawankan alam dan kebudayaan, lebih singkatnya  Esensialisme adalah pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak peradaban umat manusia.
Aliran esensialisme adalah aliran yang termasuk ke dalam aliran-aliran filsafat pendidikan modern.Aliran esensialisme bersifat lebih fleksibel dan terbuka dalam hal perubahan.Serta lebih toleran dan tidak terkait dengan doktrin tertentu.Aliran ini memandang bahwa pendidikan harus didasarkan pada nilai-nilai yang jelas dan tahan lama.Nilai-nilai dari aliran esensialisme ini memberikan kestabilan dalam dunia pendidikan yang berkembang sekarang. . Tulisan ini bertujuan melihat kondisi pendidikan di Indonesia dari sudut pandang esensialisme, dengan harapan dapat memberi sedikit masukan bagi perkembangan pendidikan di Indonesia. Berdasarkan pembahasan yang dilakukan ternyata, esensialisme menekankan kepada seluruh masyarakat diindonesia dapat menerima perubahan  secara nyata dan jelas dan stabil baik secara sosial, teknologi dan budaya.
A.    PENDAHULUAN
Aliran Filsafat Esensialisme adalah suatu aliran filsafat yang menginginkan agar manusia kembali kepada kebudayaan lama.Mereka beranggapan bahwa kebudayaan lama itu telah banyak memperbuat kebaikan-kebaikan untuk umat manusia. Yang mereka maksud dengan kebudayaan lama itu adalah yang telah ada semenjak peradaban manusia yang pertama-tama dahulu Gerakan ini muncul pada awal tahun 1930, dengan beberapa orang pelopornya, seperti William C. Bagley, Thomas Brigger, Frederick Breed, dan Isac L Kandel, pada tahun 1983 mereka membentuk suatu lembaga yang di sebut "The esensialist commite for the advanced of American Education" Bagley sebagai pelopor esensialisme adalah seorang guru besar pada "teacher college," Columbia University, ia yakin bahwa fungsi utama sekolah adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah kepada generasi muda.
Esensialisme muncul pada zaman Renaisance dengan ciri-ciri yang berbeda dengan pregresivisme. Dasar pijakan aliran ini lebih fleksibel dan terbuka untuk perubahan, toleran, dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu
Nilai-nilai memenuhinya adalah yang berasal dari kebudayaan dan dan filsafat yang korelatif selama empat abad belakang.
Kesalahan dari kebudayaan sekarang menurut essensialisme yaitu terletak pada kecenderungan bahkan gejala-gejala penyimpangannya dari jalan lurus yang telah ditanamkan kebudayaan warisan itu. Fenomena-fenomena sosial-kultural yang tidak diingini kita sekarang, hanya dapat di atasi dengan kembali secara sadar melalui pendidikan, yaitu kembali ke jalan yang telah ditetapkan itu, dengan demikian kita boleh optimis terhadap masa depan kita dan masa depan kebudayaan umat manusia.
Essensialisme mengadakan protes terhadap progressvisme, namun dalam proses tersebut tidak menolak atau menentang secara keseluruhan pandangan proregssvisme seperti halnya yang dilakukan perenialisme. Ada beberapa aspek dari progresivisme yang secara prinsipil tidak dapat diterimanya.Mereka berpendapat bahwa betul ada hal-hal yang esensial dari pengalaman anak yang memiliki nilai esensial tersebut apabila manusia berpendidikan.Akar filsafat mereka mungkin idealisme, mungkin realisme, namun kebanyakan mereka tidak menolak epistemologi Dewey.
Esensialisme didukung oleh idelisme modern yang mempunyai pandangan yang sistematis mengenai alam semesta tempat manusia berada, dan juga didukung oleh Realisme yang berpendapat bahwa kualitas nilai tergantung ada apa dan bagaimana keadaannya apabila dihayati oleh subjek tertentu, dan selanjutnya tergantung pola pada subjek tersebut.


HASIL DAN PEMBAHASAN
Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas.
 Menurut esensialisme pendidikan harus bertumpu pada nilai-nilai yang telah teruji ketangguhannya, dan kekuatannya sepanjang
Masa sehingga nilai-nilai yang tertanam dalam warisan budaya / sosial adalah nilai-nilai kemanusiaan yang berbentuk secara berangsur-angsur melalui kerja keras dan susah payah selama beratus tahun, di dalam telah teruji dalam gagasan-gagasan dan cita-cita yang telah teruji dalam perjalanan waktu.
 Secara etimologi esensialisme berasal dari bahasa Inggiris yakni essential (inti atau pokok dari sesuatu), dan isme berarti aliran, mazhab atau paham
Menurut Brameld bahwa esensialisme ialah aliran yang lahir dari perkawinan dua aliran dalam filsafat yakni idealism dan realism.

Konsep Pendidikan Esensialisme
1. Gerakan Back to Basic
Kaum esensialis mengemukakan bahwa sekolah harus melatih/mendidik siswa untuk berkomunikasi dengan jelas dan logis, keterampilan-keterampilan inti kurikulum haruslah berupa membaca, menulis, berbicara dan berhitung, serta sekolah memiliki tanggung jawab untuk memperhatikan penguasaan terhadap keterampilan-keterampilan tersebut.
Menurut filsafat esensialisme, pendidikan sekolah harus bersifat praktis dan memberi pengajaran yang logis yang mempersiapkan untuk hidup mereka, sekolah tidak boleh mempengaruhi atau menetapkan kebijakan-kebijakan sosial.

2. Tujuan Pendidikan
Tujuannya adalah untuk meneruskan warisan budaya dan warisan sejarah melalui pengetahuan inti yang terakomulasi dan telah bertahan dalam kurun waktu yang lama, serta merupakan suatu kehidupan yang telah teruji oleh waktu yang lama, selain itu tujuan pendidikan esensialisme adalah mempersiapkan manusia untuk hidup, tidak berarti sekolah lepas tangan tetapi sekolah memberi kontribusi bagaimana merancang sasaran mata pelajaran sedemikian rupa, yang pada akhirnya memadai untuk mempersiapkan manusia hidup.

3. Kurikulum
Kurikulum esensialisme seperti halnya perenialisme, yaitu kurikulum yang berpusat pada mata pelajaran (subjek matter centered). Pengusaan materi kurikulum tersebut merupakan dasar yang esensialisme general education (filsafat, matematika, IPA, sejarah, bahasa, seni dan sastra) yang diperlukan dalam hidup belajar dengan tepat berkaitan dengan disiplin tersebut akan mampu mengembangkan pikiran (kemampuan nalar) siswa dan sekaligus membuatnya sadar akan dunia fisik sekitarnya.
Esensialisme adalah pendidikan yang di dasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia.Esensialisme muncul pada zaman Renaissance dengan ciri-ciri utama yang berbeda dengan progresivisme.Perbedaannya yang utama ialah dalam memberikan dasar berpijak pada pendidikan yang penuh fleksibilitas, di mana serta terbuka untuk perubahan, toleran dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu.Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas.

4. peranan sekolah dan guru 
Peranan sekolah adalah memelihara dan menyampaikan warisan budaya dan sejarah pada generasi pelajar dewasa ini, melalui hikmat dan pengalaman yang terakumulasi dari disiplin tradisional.Di sekolah tiap siswa belajar pengetahuan, skill, dan sikap serta nilai yang diperlukan untuk menjadi manusia sebagai anggota masyarakat.
Selanjutnya mengenai peran guru banyak persamaannya dengan perenialisme. Guru dianggap sebagai seseorang yang menguasai lapangan subjek khusus, dan merupakan model contoh yang baik untuk ditiru dan diguugu. Guru merupakan orang yang menguasai pengetahuan dan kelas berada di bawah pengaruh dan pengawasan guru.

5. Prinsip-prinsip pendidikan esensialisme adalah sebagai berikut:
·         Sekolah harus mempertahankan motede-metode tradisional yang bertautan dengan
·         Tujuan akhir pendidikan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan umum.
·         Menghendaki pendidikan yang bersendikan atas nilai-nilai yang tinggi, yang hakiki kedudukannya dalam kebudayaan. Nilai-nilai ini hendaklah yang sampai kepada manusia melalui sivilisasi dan telah teruji oleh waktu.Tugas pendidikan adalah sebagai perantara atau pembawa nilai-nilai yang ada di dalam gudang di luar ke jiwa peserta didik.Ini berarti bahwa peserta didik itu perlu dilatih agar mempunyai kemampuan penyerapan yang tinggi (Imam Barnadib, 2002).
·         Kurikulum
Tentang kurkulum, idealisme memandang hendaklah berpangkal pada landasan ideal dan organisasi yang kuat. Seperti halnya pandangan Herman Herman Harrell Horne, yang digambarkan oleh Bogoslousky, bahwa kurikulum idealisme dapat digambarkan sebuah rumah yang mempunyai empat bagian yakni:
o   Universum. Pengetahuan yang merupakan latar belakang dari segala manifestasi hidup manusia.Di antaranya adalah adanya kekuatan-kekuatan alam, asal-asul tata surya dan lain-lainnya.Basis pengetahuan ini adalah ilmu pengetahuan alam kodrat yang diperluas.
o   Sivilisasi. Karya yang dihasilkan manusia sebagai akibat hidup bermasyarkat.Dengan sivilisasi manusia mampu mengadakan pengawasan terhadap lingkungannya, mengejar kebutuhannya, dan hidup aman dan sejahtera.
o   Kebudayaan. Karya manusia yang mencakup di antaranya filsafat, kesenian, kesusasteraan, agama, penafsiran dan penilaian mengenai lingkungan.
o   Kepribadian. Bagian yang bertujuan pembentukan kepribadian dalam arti ril yang tidak bertentangan dengan kepribadian ideal.Dalam kurikulum hendaklah diusahakan agar faktor-faktor fisiologis, emosional, dan inntelektual sebagai keseluruhan, dapat berkembang harmonis dan organis, sesuai dengan kemanusiaan yang ideal tersebut.
KESIMPULAN
Secara etimologi esensialisme berasal dari bahasa Inggiris yakni essential (inti atau pokok dari sesuatu), dan isme berarti aliran, mazhab atau pahamAliran Filsafat Esensialisme adalah suatu aliran filsafat yang menginginkan agar manusia kembali kepada kebudayaan lama.
1.Esensialisme adalah pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia. Esensialisme muncul pada zaman Renaissance dengan ciri-ciri utama yang berbeda dengan progresivisme.Perbedaannya yang utama ialah dalam memberikan dasar berpijak pada pendidikan yang penuh fleksibilitas, dimana terbuka untuk perubahan, toleran dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu.
2.Esensialisme merupakan aliran yang ingin kembali kepada kebudayaan-kebudayaan lama yang warisan sejarah yang telah membuktikan kebaikan-kebaikannya bagi kehidupan manusia. Esensialisme didasari atas pandangan humanisme yang merupakan reaksi terhadap hidup yang mengarah kepada keduniawian, serba ilmiah dan materialistic.Selain itu juga didasari oleh pandangan-pandangan dari penganut aliran idealisme dan realisme.Esensialisme juga merupakan konsep yang meletakkan sebagian dari cirri alam piker modern.

DAFTAR PUSTAKA




0 komentar:

Posting Komentar