Filsafat Pendidikan Aliran Esensialisme
ABSTRAK
esensialisme adalah paham tentang manusia
yang berlawanan dengan "eksistensialisme". Esensialisme bertujuan
mengutamakan esensi dibandingkan dengan eksistensi.Dia tidak memperkirakan
individu bebas memilih dan menentukan, melainkan individu dianggap sebagai
hasil dari determinisme yang menentukannya dan yang tidak dapat lepas darinya.
Esensialisme menghidupkan kembali debat yang memperlawankan alam dan
kebudayaan, lebih singkatnya Esensialisme adalah pendidikan yang
didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak peradaban umat
manusia.
Aliran esensialisme adalah aliran yang
termasuk ke dalam aliran-aliran filsafat pendidikan modern.Aliran esensialisme
bersifat lebih fleksibel dan terbuka dalam hal perubahan.Serta lebih toleran
dan tidak terkait dengan doktrin tertentu.Aliran ini memandang bahwa pendidikan
harus didasarkan pada nilai-nilai yang jelas dan tahan lama.Nilai-nilai dari
aliran esensialisme ini memberikan kestabilan dalam dunia pendidikan yang
berkembang sekarang. . Tulisan ini bertujuan melihat kondisi pendidikan di
Indonesia dari sudut pandang esensialisme, dengan harapan dapat memberi sedikit
masukan bagi perkembangan pendidikan di Indonesia. Berdasarkan pembahasan yang
dilakukan ternyata, esensialisme menekankan kepada seluruh masyarakat
diindonesia dapat menerima perubahan secara nyata dan jelas dan stabil
baik secara sosial, teknologi dan budaya.
A. PENDAHULUAN
Aliran Filsafat Esensialisme adalah suatu
aliran filsafat yang menginginkan agar manusia kembali kepada kebudayaan
lama.Mereka beranggapan bahwa kebudayaan lama itu telah banyak memperbuat
kebaikan-kebaikan untuk umat manusia. Yang mereka maksud dengan kebudayaan lama
itu adalah yang telah ada semenjak peradaban manusia yang pertama-tama dahulu
Gerakan ini muncul pada awal tahun 1930, dengan beberapa orang pelopornya,
seperti William C. Bagley, Thomas Brigger, Frederick Breed, dan Isac L Kandel,
pada tahun 1983 mereka membentuk suatu lembaga yang di sebut "The
esensialist commite for the advanced of American Education" Bagley sebagai
pelopor esensialisme adalah seorang guru besar pada "teacher
college," Columbia University, ia yakin bahwa fungsi utama sekolah adalah
menyampaikan warisan budaya dan sejarah kepada generasi muda.
Esensialisme muncul pada zaman Renaisance
dengan ciri-ciri yang berbeda dengan pregresivisme. Dasar pijakan aliran ini
lebih fleksibel dan terbuka untuk perubahan, toleran, dan tidak ada keterkaitan
dengan doktrin tertentu
Nilai-nilai memenuhinya adalah yang
berasal dari kebudayaan dan dan filsafat yang korelatif selama empat abad
belakang.
Kesalahan dari kebudayaan sekarang
menurut essensialisme yaitu terletak pada kecenderungan bahkan gejala-gejala penyimpangannya
dari jalan lurus yang telah ditanamkan kebudayaan warisan itu.
Fenomena-fenomena sosial-kultural yang tidak diingini kita sekarang, hanya
dapat di atasi dengan kembali secara sadar melalui pendidikan, yaitu kembali ke
jalan yang telah ditetapkan itu, dengan demikian kita boleh optimis terhadap
masa depan kita dan masa depan kebudayaan umat manusia.
Essensialisme mengadakan protes terhadap
progressvisme, namun dalam proses tersebut tidak menolak atau menentang secara
keseluruhan pandangan proregssvisme seperti halnya yang dilakukan perenialisme.
Ada beberapa aspek dari progresivisme yang secara prinsipil tidak dapat
diterimanya.Mereka berpendapat bahwa betul ada hal-hal yang esensial dari
pengalaman anak yang memiliki nilai esensial tersebut apabila manusia
berpendidikan.Akar filsafat mereka mungkin idealisme, mungkin realisme, namun
kebanyakan mereka tidak menolak epistemologi Dewey.
Esensialisme didukung oleh idelisme
modern yang mempunyai pandangan yang sistematis mengenai alam semesta tempat manusia
berada, dan juga didukung oleh Realisme yang berpendapat bahwa kualitas nilai
tergantung ada apa dan bagaimana keadaannya apabila dihayati oleh subjek
tertentu, dan selanjutnya tergantung pola pada subjek tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Esensialisme memandang bahwa pendidikan
harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama yang
memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas.
Menurut esensialisme pendidikan
harus bertumpu pada nilai-nilai yang telah teruji ketangguhannya, dan
kekuatannya sepanjang
Masa sehingga nilai-nilai yang tertanam
dalam warisan budaya / sosial adalah nilai-nilai kemanusiaan yang berbentuk
secara berangsur-angsur melalui kerja keras dan susah payah selama beratus
tahun, di dalam telah teruji dalam gagasan-gagasan dan cita-cita yang telah
teruji dalam perjalanan waktu.
Secara etimologi esensialisme
berasal dari bahasa Inggiris yakni essential (inti atau pokok dari sesuatu),
dan isme berarti aliran, mazhab atau paham
Menurut Brameld bahwa esensialisme ialah
aliran yang lahir dari perkawinan dua aliran dalam filsafat yakni idealism dan
realism.
Konsep Pendidikan Esensialisme
1. Gerakan Back to Basic
Kaum esensialis mengemukakan bahwa
sekolah harus melatih/mendidik siswa untuk berkomunikasi dengan jelas dan
logis, keterampilan-keterampilan inti kurikulum haruslah berupa membaca,
menulis, berbicara dan berhitung, serta sekolah memiliki tanggung jawab untuk
memperhatikan penguasaan terhadap keterampilan-keterampilan tersebut.
Menurut filsafat esensialisme, pendidikan
sekolah harus bersifat praktis dan memberi pengajaran yang logis yang
mempersiapkan untuk hidup mereka, sekolah tidak boleh mempengaruhi atau
menetapkan kebijakan-kebijakan sosial.
2. Tujuan Pendidikan
Tujuannya adalah untuk meneruskan warisan
budaya dan warisan sejarah melalui pengetahuan inti yang terakomulasi dan telah
bertahan dalam kurun waktu yang lama, serta merupakan suatu kehidupan yang
telah teruji oleh waktu yang lama, selain itu tujuan pendidikan esensialisme
adalah mempersiapkan manusia untuk hidup, tidak berarti sekolah lepas tangan
tetapi sekolah memberi kontribusi bagaimana merancang sasaran mata pelajaran
sedemikian rupa, yang pada akhirnya memadai untuk mempersiapkan manusia hidup.
3. Kurikulum
Kurikulum esensialisme seperti halnya
perenialisme, yaitu kurikulum yang berpusat pada mata pelajaran (subjek matter
centered). Pengusaan materi kurikulum tersebut merupakan dasar yang
esensialisme general education (filsafat, matematika, IPA, sejarah, bahasa,
seni dan sastra) yang diperlukan dalam hidup belajar dengan tepat berkaitan
dengan disiplin tersebut akan mampu mengembangkan pikiran (kemampuan nalar)
siswa dan sekaligus membuatnya sadar akan dunia fisik sekitarnya.
Esensialisme adalah pendidikan yang di
dasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat
manusia.Esensialisme muncul pada zaman Renaissance dengan ciri-ciri utama yang
berbeda dengan progresivisme.Perbedaannya yang utama ialah dalam memberikan
dasar berpijak pada pendidikan yang penuh fleksibilitas, di mana serta terbuka
untuk perubahan, toleran dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin
tertentu.Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada
nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan
dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas.
4. peranan sekolah dan guru
Peranan
sekolah adalah memelihara dan menyampaikan warisan budaya dan sejarah pada
generasi pelajar dewasa ini, melalui hikmat dan pengalaman yang terakumulasi
dari disiplin tradisional.Di sekolah tiap siswa belajar pengetahuan, skill, dan
sikap serta nilai yang diperlukan untuk menjadi manusia sebagai anggota
masyarakat.
Selanjutnya
mengenai peran guru banyak persamaannya dengan perenialisme. Guru dianggap
sebagai seseorang yang menguasai lapangan subjek khusus, dan merupakan model
contoh yang baik untuk ditiru dan diguugu. Guru merupakan orang yang menguasai
pengetahuan dan kelas berada di bawah pengaruh dan pengawasan guru.
5. Prinsip-prinsip
pendidikan esensialisme adalah sebagai berikut:
·
Sekolah harus mempertahankan
motede-metode tradisional yang bertautan dengan
·
Tujuan akhir pendidikan
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan umum.
·
Menghendaki pendidikan yang
bersendikan atas nilai-nilai yang tinggi, yang hakiki kedudukannya dalam
kebudayaan. Nilai-nilai ini hendaklah yang sampai kepada manusia melalui
sivilisasi dan telah teruji oleh waktu.Tugas pendidikan adalah sebagai
perantara atau pembawa nilai-nilai yang ada di dalam gudang di luar ke jiwa
peserta didik.Ini berarti bahwa peserta didik itu perlu dilatih agar mempunyai
kemampuan penyerapan yang tinggi (Imam Barnadib, 2002).
·
Kurikulum
Tentang
kurkulum, idealisme memandang hendaklah berpangkal pada landasan ideal dan
organisasi yang kuat. Seperti halnya pandangan Herman Herman Harrell Horne,
yang digambarkan oleh Bogoslousky, bahwa kurikulum idealisme dapat digambarkan
sebuah rumah yang mempunyai empat bagian yakni:
o
Universum. Pengetahuan yang
merupakan latar belakang dari segala manifestasi hidup manusia.Di antaranya
adalah adanya kekuatan-kekuatan alam, asal-asul tata surya dan
lain-lainnya.Basis pengetahuan ini adalah ilmu pengetahuan alam kodrat yang
diperluas.
o
Sivilisasi. Karya yang
dihasilkan manusia sebagai akibat hidup bermasyarkat.Dengan sivilisasi manusia
mampu mengadakan pengawasan terhadap lingkungannya, mengejar kebutuhannya, dan
hidup aman dan sejahtera.
o
Kebudayaan. Karya manusia
yang mencakup di antaranya filsafat, kesenian, kesusasteraan, agama, penafsiran
dan penilaian mengenai lingkungan.
o
Kepribadian. Bagian yang
bertujuan pembentukan kepribadian dalam arti ril yang tidak bertentangan dengan
kepribadian ideal.Dalam kurikulum hendaklah diusahakan agar faktor-faktor
fisiologis, emosional, dan inntelektual sebagai keseluruhan, dapat berkembang
harmonis dan organis, sesuai dengan kemanusiaan yang ideal tersebut.
KESIMPULAN
Secara etimologi esensialisme berasal
dari bahasa Inggiris yakni essential (inti atau pokok dari sesuatu), dan isme
berarti aliran, mazhab atau pahamAliran Filsafat Esensialisme adalah suatu
aliran filsafat yang menginginkan agar manusia kembali kepada kebudayaan lama.
1.Esensialisme adalah pendidikan yang didasarkan kepada
nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia.
Esensialisme muncul pada zaman Renaissance dengan ciri-ciri utama yang berbeda
dengan progresivisme.Perbedaannya yang utama ialah dalam memberikan dasar
berpijak pada pendidikan yang penuh fleksibilitas, dimana terbuka untuk
perubahan, toleran dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu.
2.Esensialisme merupakan aliran yang ingin kembali kepada
kebudayaan-kebudayaan lama yang warisan sejarah yang telah membuktikan
kebaikan-kebaikannya bagi kehidupan manusia. Esensialisme didasari atas pandangan
humanisme yang merupakan reaksi terhadap hidup yang mengarah kepada
keduniawian, serba ilmiah dan materialistic.Selain itu juga didasari oleh
pandangan-pandangan dari penganut aliran idealisme dan realisme.Esensialisme
juga merupakan konsep yang meletakkan sebagian dari cirri alam piker modern.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar