About Rika

Informasi singkat tentang Saya, Nama Saya Rika Agustiani. Lahir di Tangerang pada tanggal 13 Agustus 1995. Saat ini saya sedang menjalankan studi S1 di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang berada dibawah naungan fakultas FKIP dan berada pada bidang studi PGSD Kelas 3 D. NIM 2227132304.

This is My Campus

feature Featured Work

Keep in touch

RSS Feed Twitter Facebook

Subscribe via email

Asal usul pekong

Senin, 04 Januari 2016

Asal usul pekong
Nara sumber : penduduk tertua di kampung pekong

Awal terjadinya nama kampung pekong itu adalah dari kata MPE dan khong menurut orang tua dahulu kata  MPE dan khong yang menjadi mpekhong  itu pemberian oleh bangsa belanda, karena dahulu daerah mpekhong di kuasai oleh belanda dan kata mpe itu artinya tua dan khong pun artinya tua jadi di gabung kampung tua karena dari namanya juga mpekhong.
Pada zaman era penjajahan belanda/ zaman cuke, kampung pekong masyarakatnya di kuasai oleh belanda contohnya dalam pembagian padi masyarakat pekong di paksa harus stor padi ke pemerintahan belanda yang ada di markasnya, jika masyarakat pekong tidak menyetor padi ke pemerintahan belanda masyakat pekong di pukuli sampai bonyok.
Mungkin kata lainnya masyarakat pekong menjadi remusha/kerja paksa  dalam penyetoran padi sandang pangannya.
Dalam era zaman cuke masyarakat pekong tidak bisa melawan penjajah karena penjajah belanda mempunya alat-alat perang yang lengkap dan disitulah masyarakat pekong tidak bisa melawan, tapi ada tentara Indonesia yang suka rela melawan penjajah dim kampung pekong dan membangkitkan semanagt masyarakat pekong untuk menggerakan pengusiran belanda di kampung pekong dengan alat sekedarnya yaitu alat bamboo runcing. Dan alhamdulilah dengan alat yang seadanya dan semangat ingin bebas dari siksaan belanda kampung pekong berhasil menghusir belanda, tapi ada yang di sayangkan karena jembatan penghubung balaraja ke serang di bom oleh belanda jadi hancur dan suara letusannya terdengar hingga ke kampung pekong, itulah kemarahan bangsa belanda kepada rakyat pekong.


0 komentar:

Posting Komentar